Camat Sukatani Dianggap Lamban Tanggapi Darurat Kekeringan, Petani Desak Pencopotan
Radar Bhayangkara Indonesia | Bekasi ,Tim Kerja Petani terus berjuang meminta perhatian pemerintah daerah hingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait krisis air yang melanda wilayah mereka. Namun, Camat Sukatani justru dianggap tidak mendukung upaya tersebut dan melempar tanggung jawab, padahal status tanggap darurat kekeringan telah dikeluarkan oleh Pj. Bupati Bekasi.
“Camat (Sukatani) yang satu ini apa tidak tahu kalau sekarang status tanggap darurat kekeringan sudah ditetapkan oleh Pj. Bupati Bekasi? Saya minta tolong ke Camat, jawabannya malah seolah masih libur. Sedih saya, pejabat setingkat kecamatan tidak merespons keputusan bupati soal tanggap darurat kekeringan,” kata Samanhudi, Tokoh Tim Kerja Petani, Minggu (14/09/24).
Pernyataan tersebut disampaikan Samanhudi saat ia meminta pendampingan dari pihak kecamatan untuk sosialisasi terkait bangunan liar (bangli) yang berdiri di wilayah Kecamatan Sukatani. Bangunan-bangunan tersebut mempersempit aliran Kali Cikarang, yang semakin diperparah oleh warga yang membuang sampah sembarangan.
“Camat yang tidak merespons status tanggap darurat yang sudah dikeluarkan bupati artinya tidak patuh kepada atasan. Camat seperti ini harus dicopot. Boro-boro membantu petani yang sedang kesulitan karena kekeringan, keputusan pimpinan saja tidak dihiraukan,” tegasnya.
(Mulis)