Kondisi Nenek Murdianah (68)Tahun, Tinggal di Rumah yang Nyaris Roboh, Butuh Bantuan dan Perhatian Pemerintah Setempat

BEKASI, Radar BI- Seorang wanita lansia warga Perumahan Papanmas Jl. Garuda 1 Rt.001 Rw. 008, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, butuh bantuan dari pemerintah setempat,serta uluran tangan dari donatur yang tergugah hatinya
Hidup dengan kondisi serba kekurangan, sangat memperhatikan, untuk sehari-hari wanita tua ini menempati rumah tua yang nyaris roboh, nenek Murdianah (68) Tahun hidup bersama anaknya ini sangat butuh perhatian pemerintah setempat,dan uluran tangan dari donatur.
“Rumah ini tampak lapuk dan nyaris roboh, tampak bagian atapnya ditopang kayu karena sudah miring dan banyak kayu tampak lapuk,dari pantauan media Radar Bhayangkara Indonesia,tampak memprihatinkan rumah Nenek Murdianah tesebut tanpa jendela ini separuhnya berdinding bolong-bolong sudah lapuk. Kondisi atapnya pun bolong-bolong dan sering bocor saat turun hujan.
Kondisi rumahnya pun jauh dari kategori rumah sehat. Lampu sebagai penerangan di rumah tersebut sangat terbatas karena plafon atap yang sudah pada rusak dikhawatirkan membahayakan saat hujan turun.
“Salah satu Aktivis Kemanusiaan, Aji Arya Wiguna menyebut, sebagai warga miskin, Murdianah layak mendapat bantuan dari pemerintah, berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pihak Aktivis Kemanusiaan juga akan mengusulkan bantuan rehab rumah bagi nenek Murdianah agar segera bisa direalisasikan, karena rumah yang ia tempati sudah sangat tidak layak untuk dihuni. Terang Aji.
Aji Arya Wiguna menambahkan, rumah yang ditempati nenek Murdianah merupakan hasil dari almarhum suaminya dan sudah mau roboh. Namun demikian, meski sudah mau roboh nenek Murdianah ingin tetap menempati rumah tersebut.
“Sebenarnya rumah ini sudah tidak boleh ditempati oleh Nur Habibah,anak adik Murdianah, tapi nenek Murdianah berat untuk menempati rumah tersebut,ia tetap ingin tinggal di sini,yang saya takutkan kalau tinggal di sini sementara kondisi rumahnya mau roboh seperti itu, dan yang saya takutkan risikonya tidak ada yang tahu,”keluhannya.(Muhlis)