Badan Kesbangpol Provsu menyelenggarakan FGD di Padang Lawas dalam meningkatkan Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama

Sibuhuan | Radar Bhayangkara Indonesia,Sekda Kabupaten Padang lawas Arpan Nasution, S.Sos membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Padang Lawas. Terkait masalah inflasi Padang Lawas Nomor 2 terendah Se Sumatera Utara. Kami sangat mengapresiasi kepada Kesbangpol Provsu telah melaksanakan kegiatan disini, untuk itu saya ingatkan kepada peserta FGD mengikuti kegiatan ini sampai tuntas agar kita dapat melakukan pemetaan ketahanan ekonomi, sosial dan budaya di kab Padang Lawas “ucap arpan”
Berikutnya laporan panitia kegiatan FGD disampaikan Bapak Harry, SSTP., M.Sc (Kabid Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, Agama dan Ormas pada Badan Kesbangpol Provs) melaporkan bahwa kegiatan FGD ini adalah sebagai bentuk kegiatan bidang dan mendorong upaya pemerintah kabupaten/kota dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial budaya dan agama dalam menghadapi globalisasi serta menghadapi transformasi yang begitu cepat.
Selanjutnya Narasumber BPS Padang Lawas Bapak Prima candra barus, (Statistisi Ahli Muda) menjelaskan Transformasi teknologi untuk mendukung ketahanan ekonomi padang lawas yang inklusif membutuhkan ketersediaan SDM yang unggul dan infrastuktur yang mendukung. Tekhnologi yang berkembang sangat cepat dan dinamis harus dikejar dengan pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia.
Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si akademisi Universitas Negeri Medan sebagai narasumber menjelaskan kegiatan ini menjadi alat ukur terjadi inflasi devaluasi dan deflasi di kabupaten Padang Lawas sehingga perlu penyamaan persepsi tingkat kebutuhan masyarakat terhadap jual beli meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Focus Group Disscusion ini difasilitasi oleh Badan Kesbangpol Provsu di Kabupaten Palas sehingga bisa merubah pola pikir dalam penguatan ekonomi sosial budaya, dan agama dalam membangun ketahanan di tengah – tengah masyarakat “Tegas Bakhrul”.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Kabupaten Padang Lawas, Moris menyebutkan peningkatan ekonomi domestik menjadi salah satu syarat untuk berhasil menghadapi inflasi global. Adapun cara meningkatkan ekonomi domestik yakni dengan mendongkrak daya beli masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat juga harus ditingkatkan. Ia menjelaskan dampak dari inflasi global saat ini adalah adanya kenaikan harga-harga, terutama komoditas dan minyak dunia. Hal tersebut pun menyebabkan nilai tukar rupiah melemah dan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri meningkat.Selain menggerakkan ekonomi domestik, Moris berpendapat kebijakan memperlancar impor pangan juga bisa dilakukan dalam menyiasati inflasi global. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan pemerintahan daerah untuk mengetahui kebutuhan masing-masing wilayah. “Walau inflasi adalah tugas pemerintah pusat, tetapi kebutuhan pangan setiap daerah berbeda-beda, maka pemerintah daerah harus dilibatkan sehingga tidak semua tanggung jawab menghadapi inflasi berada di pemerintah pusat,” Jelasnya “.