Ambisi Menuju Senayan: Kekecewaan Masyarakat Terhadap Bupati OKI dan Kegagalan Membangun OKI dari Desa
OKI – Radar Bhayangkara Indonesia
Bupati OKI, H. Iskandar, SE, mendapat sorotan tajam dari masyarakat karena ketidaksesuaian infrastruktur dengan janji-janjinya dalam slogan “Membangun OKI dari Desa” selama dua periode menjabat. Isu ini menjadi viral dan memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.
Infrastruktur jalan yang terbengkalai, kurangnya lampu jalan yang berfungsi, serta kondisi pendidikan yang memprihatinkan, semuanya menjadi fokus kritik aktivis di OKI.
Sesuai dengan janjinya, Bupati OKI seharusnya memprioritaskan pembangunan dari tingkat desa, namun kenyataannya hal itu belum terwujud.
Salah satu kelompok aktivis yang angkat bicara adalah Organisasi Kepemudaan Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK OKI). Rivaldy Setiawan, SH, sebagai Sekretaris PGK OKI, menegaskan, “Kami terus menyampaikan aspirasi masyarakat terkait pengalaman selama kepemimpinan Bupati OKI selama dua periode. Masyarakat di pelosok merasakan minimnya akses dan perhatian dari pemerintah. Sebelumnya, sebelum Bupati mengundurkan diri, kepeduliannya tidak seaktif ini dan jarang muncul dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap Rivaldy.
Terkait pengunduran diri Bupati OKI, H. Iskandar, SE, yang bertujuan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, masyarakat semakin mempertanyakan kesungguhan dan komitmen Bupati dalam membangun OKI. Keputusannya ini menjadi topik hangat dalam diskusi masyarakat.
Dalam acara Kirab Pemilu yang diadakan di KPU OKI beberapa waktu lalu, Bupati OKI, H. Iskandar, SE, menyampaikan pernyataan kontroversial. “Saya ini viral di mana-mana, di Instagram, Facebook, TikTok, dan lainnya. Apakah itu pertanda saya menuju Senayan. Maka dari itu, saya maju ke Senayan,” ujar Bupati kala itu yang semakin membuat masyarakat mempertanyakan motivasi di balik pengunduran dirinya.
“Membangun OKI dari desa ternyata merupakan kegagalan, dan kini tanpa disadari, Bupati ingin maju sebagai Calon DPR RI. Pertanyaannya, mengapa masalah ini baru mencuat setelah mendapatkan sorotan dari masyarakat? Hal ini menunjukkan betapa politik menjadi lebih penting daripada kepentingan masyarakat yang seharusnya diutamakan,” ujar Rivaldy lagi.