Arahan Strategis Panglima dan Kabais: Hadapi Unjuk Rasa dengan Deteksi Dini dan Narasi Positif

JAKARTA,Radar BI -Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, memimpin pengarahan strategis melalui video conference (vicon) kepada seluruh jajaran TNI, dengan fokus pada reformasi internal, penguatan profesionalisme prajurit, serta kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan global dan nasional,pada Rabu 9 April 2025.
Mengawali arahannya, Jenderal Agus Subiyanto, menyampaikan:
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi rekan-rekan semua yang telah mendukung program pemerintah, menjaga keamanan, dan memberi dampak langsung bagi masyarakat.”
Jenderal Agus Subiyanto, juga menyampaikan apresiasi dari Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto, kepada seluruh prajurit TNI, khususnya di wilayah yang telah aktif membantu pelaksanaan program-program nasional.
Dalam pemaparan kebijakan baru, Panglima TNI menyoroti perubahan pola pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika zaman. Seleksi Taruna kini mengakomodir usia minimal 17 tahun, dengan masa pendidikan 3 tahun. Pendidikan dasar kecabangan (Diksarcab) disingkat menjadi 3 bulan, Diklapa dan Sesko Angkatan dipersingkat menjadi 4 bulan, dan dilakukan dua kali setahun, disertai kegiatan KKDN di daerah-daerah terpencil seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.
“Kita siapkan prajurit yang cepat adaptif, memiliki kompetensi modern, dan mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional di wilayah prioritas,” tegas Jenderal Agus Subiyanto.
Sebanyak 20% lulusan terbaik Diklapa dan Sesko Angkatan akan dikirim untuk mengikuti pendidikan Susdanyon di negara mitra seperti Turki, Pakistan, dan China. Selain itu, struktur regu infanteri juga diperbarui sesuai Peraturan Panglima TNI No. 5 Tahun 2025, dengan penambahan posisi seperti TA Drone, TA Radio Lapangan, TA Sniper, TA Demolisi, TA Komunikasi, dan TA Kesehatan, menggantikan struktur lama yang lebih konvensional.
Terkait dinamika nasional, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Letjen TNI Achmad Riad, menyampaikan paparan tentang situasi terkini, khususnya terkait meningkatnya kegiatan unjuk rasa yang digerakkan oleh sejumlah LSM dalam rangka penolakan terhadap Revisi UU TNI.
“Sampai saat ini, tercatat sebanyak 102 kegiatan unjuk rasa telah terjadi di berbagai provinsi. Polanya tidak jarang bersifat anarkis, termasuk perusakan fasilitas umum, fasilitas pemda, hingga rumah dinas TNI,” ujar Letjen Achmad Riad.
Unjuk rasa lanjutan (jilid dua) telah dijadwalkan pada tanggal 9–10 April, 20 April, dan 1 Mei 2025. Aksi ini melibatkan sejumlah LSM seperti Kontras, Imparsial, Amnesty International, YLBHI, dan HRW, yang diketahui mendapat dukungan dana dari berbagai pihak dalam dan luar negeri.
“TNI dan Polri tetap solid, tidak terprovokasi. Pendekatan yang kita gunakan tetap humanis, dengan penguatan pada deteksi dini dan cegah dini. Para Dansat harus aktif menyampaikan narasi resmi dari Kapuspen TNI untuk mengedukasi masyarakat agar Revisi UU TNI dapat dipahami secara objektif,” tegas Kepala BAIS TNI.
Sebagai penutup, Jenderal Agus Subiyanto kembali menegaskan peran strategis TNI:
“TNI adalah benteng terakhir bangsa. Jangan takut menghadapi tantangan. Lawan segala bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara. Lakukan penyuluhan ke masyarakat, dan yakinkan mereka bahwa TNI hadir sepenuhnya untuk rakyat.”@red