Ini Penyampaian Sunaryo Wakil Ketua FPRB Banyuwangi Penyebab Fenomena Terjadinya Bencana
Banyuwangi| Radar Bhayangkara Indonesia,_ Produksi sampah di Kabupaten Banyuwangi sangat besar. Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi mencatat, potensi sampah di organik dan anorganik di Banyuwangi, mencapai 1.245 ton per hari (4/8/2022)
Bahwa dalam satu bulan misalnya, potensi sampah yang dihasilkan di Banyuwangi mencapai 37.360,89 ton. Dan satu tahun mencapai 448.330,70 ton. Angka yang tentu sangat fantastis.
Dari ribuan ton sampah dalam persatu hari itu, 66 persen di antaranya merupakan sampah organik. Sedangkan 33 persen sisanya adalah sampah anorganik.
Rincian dari total tersebut adalah sampah plastik 45 persen, kertas 19 persen, beling 4 persen, logam 4 persen dan sampah lain 28 persen.
Dengan adanya hal tersebut, Sunaryo selaku Wakil Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) juga seorang Direktur PKBM ATAUBAH Kabupaten Banyuwangi menyampaikan bahwa fenomena ini akan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana di Banyuwangi, jadi penanganan sampah tidak bisa dilakukan hanya sepihak oleh pemerintah. Namun harus diselesaikan secara gotong royong.
Antara “Pemerintah, komunitas, akademisi, pengusaha, media hingga masyarakat harus terlibat,” tegas Direktur PKBM AT TAUBAH Rogojampi tersebut.
Keterlibatan secara Pentahelix tersebut dimaksudkan untuk lebih memperluas cakupan jaringan dalam sosialisasi pengelolaan sampah di masyarakat.
Sunaryo melalui FPRB Kabupaten Banyuwangi yang SK kepengurusannya baru ditandatangi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas tertanggal 30 Desember 2022, juga mengajak semua masyarakat untuk ikut serta Gerakan pilah sampah yang merupakan lanjutan dari gerakan minim sampah yang sudah terlihat masif di masyarakat guna memastikan sampah yang tidak terkurangi dapat dipilah, dikumpulkan dan diangkut ke tempat pengolahan dan pemrosesan akhir.
Akibat tidak ada pemilahan sampah selain merusak lingkungan kita, pencemaran akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita dengan timbulnya berbagai penyakit. Pencemaran lingkungan tak hanya berdampak bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Tujuan pemilahan sampah yaitu untuk mempermudah pengelolaan sampah selanjutnya. Selain memudahkan pengelolaan sampah, juga menjadikan masyarakat tidak lagi bergantung dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tiga (3) langkah pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga yaitu
3R merupakan singkatan dari reduce (mengurangi sampah), reuse (menggunakan ulang sampah) , dan recycle (daur ulang sampah).
Sunaryo juga memberikan cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah masing-masing yang dapat membantu kelestarian lingkungan kita :
– Menyediakan tempat sampah (karung pemilah) terpilah 3 di rumah kita masing-masing (Organik, Anorganik, Residu)
– Memilah sampah sesuai jenisnya (organik, anorganik, residu)
– Sampah hasil pemilahan yang mempunyai nilai ekonomi disetorkan ke Bank Sampah terdekat atau dibuat kreasi daur ulang
– Sampah organik dari hasil pemilahan sebaiknya dikelola secara mandiri (misal dijadikan pupuk kompos, pakan ternak atau pakan maggot).
– Sampah residu diserahkan ke pengelola sampah untuk dibawa ke TPA
– Perpanjang usia makanan untuk mengurangi jumlah sampah organik
– Melalukan Zero waste, menyediakan makanan secukupnya jangan berlebihan.
– Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Cukup mudah bukan? Mari kita lakukan bersama-sama pilah sampah dari rumah kita masing-masing, mulai dari sekarang, Insya Alloh akan memberikan manfaat yang besar bagi kelestarian lingkungan kita” tutup Sunaryo yang saat ini jadi Dosen tetap Universitas Bakti Indonesia Cluring Banyuwangi. (H5h)