Marak Terjadi Penggelapan Pajak Yang Di Lakukan Oleh Wajib Pajak di Banyuwangi Aktivis TF Angkat Bicara
Banyuwangi – Radar Bhayangkara Indonesia, Sejak munculnya kasus pajak yang melibatkan Gayus Tambunan pada tahun 2012, Ditjen Pajak sudah berupaya melakukan sejumlah pembenahan dan percepatan reformasi birokrasi, yaitu sejak tahun 2002. Langkah-langkah reformasi birokrasi yang ditempuh, antara lain penataan organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya manusia, termasuk juga program remunerasi. Gaji atau remunerasi untuk pegawai pajak bahkan sudah dinaikkan untuk mendorong perbaikan kinerja dan mengurangi keinginan untuk melakukan korupsi.
Setelah pembenahan dilakukan, masih saja ditemukan pegawai pajak yang nekat melakukan penyimpangan, brita-brita mengenai hal ini selalu muncul silih berganti.
Praktik korupsi di bidang perpajakan terjadi di dua wilayah, yaitu internal dan eksternal. Korupsi yang terjadi di internal
terkait dengan praktik suap, kolusi, atau nepotisme dalam pengadaan barang dan jasa ataupun penempatan pegawai dan pejabat di lingkungan pajak. Sementara korupsi eksternal terkait dengan praktik korupsi dalam pembayaran pajak kepada negara.
Terkait Kasus dugaan penggelapan pajak ini salah satunya terjadi di Kab.Banyuwangi yang saat ini menjadi diskusi hangat dikalangan aktivis pemerhati publik.
Dimana patut diduga ini adalah salah satu pengusaha besar yang mempunyai usaha dibeberapa sektor usaha,pungkas tf sebagai narasumber.
Yang menarik dan menjadi daya tarik menurut keterangan aktifis TF mengatakan diskusi yakni pengusaha tersebut sejak 5tahun terakhir diduga dibekengi salah satu oknum pejabat dari Dinas pajak yang saat ini sudah pindah dinas ke kota lain, dan dari hasil Penelusuran selama ini pejabat tersebut diduga melibatkan sopirnya yang sekarang menjadi konsultan pajak
Saat ini para aktivis dari beberapa lembaga sudah mempunyai bukti-bukti dugaan penggelapan pajak yang dilakukan pengusaha tersebut, dan berencana melakukan pelaporan ke pihak-pihak terkait pungkas tf.
Penulis :
Biro Pers Banyuwangi
Gery oktavian