Tambang ilegal buat resah digladag- banyuwangi,Wahyu Widodo ( raja sengon )angkat suara
Banyuwangi– Radar Bhayangkara Indonesia
Raja Sengon, aktivis di Banyuwangi angkat suara terkait salah satu oknum ceker (juru tulis) Tambang Galian C di Banyuwangi, yang diduga kebal hukum,dan mempunyai sifat arogan.
Sebelumnya, tersebar berita di kalangan jurnalis, LSM dan masyarakat, ada oknum ceker yang mengintimidasi dan memberikn perlakuan kurang baik,1para pelaku kontrol sosial di salah satu lokasi galian pasir.
Menanggapi hal tersebut, Wahyu Widodo yang akrab dipanggil Raja Sengon menyayangkannya. Menurutnya, tidak seharusnya pihak tambang yang diduga tidak berizin melakukan tindakan arogan,
“Mereka itu bekerja sebagai sosial kontrol, dan punya kewajiban untuk mengkonfirmasi, bukan diperangi atau diintimidasi. “Bagi saya itu sangat melecehkan jurnalis dan lembaga,” tegasnya, Selasa(23/08/2022).
Raja Sengon berharap, Polresta Banyuwangi segera menindak tegas diduga pemilik tambang hj.didik, sebagai penambangan yang ilegal. “Jangan biarkan pelaku sewenang-wenang terhadap para sosial kontrol,” tegasnya.
Sebelumnya, media ini memberitakan kegiatan penambangan pasir (galian C) yang berdekatan dengan Pemukiman warga, kembali marak dilakukan di wilayah Kabupaten Banyuwangi, di antaranya berlokasi di Desa gladag Kecamatan rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Penambangan tersebut diduga tak ada izin.
Berdasarkan penelusuran awak media, pada Selasa dan mengofirmasi kepemilk tambang hj.didik melalui what shap tidak direspon dengan baik (23/08/2022) siang, ditemukan dalam area tambang terdapat puluhan Dum Truk sedang mengantri menunggu giliran masuk untuk mengangkut material, berupa tanah urug dan pasir, juga terlihat ada satu unit excavator (beko) satu unit untuk menggali lahan dan untuk memasukkan material ke dalam Dum Truk.
Penambangan pasir tersebut pernah dipersoalkan sejumlah warga, yang bertempat tinggal sekitar lokasi tambang, terutama yang rumahnya di pinggir jalan, namun praktek penambangan tetap berjalan.
Menurut warga, joko menyampaikan kepada awak media tentang keresahannya, karena akibat banyaknya Dum Truk pengangkut pasir berlalu- lalang, akibatnya jalan menjadi rusak.
“Kami tidak senang Mas dengan adanya penambangan pasir di Desa kami, bahwa tambang pasir (Galian C) tersebut sudah beroperasi cukup lama, kalau resah sih pasti mas, lihat aja itu jalan sampai rusak, berdebu dan kadang kalau naik sepeda harus hati-hati karena jalannya menjadi licin Mas,” katanya belum lama ini.
Dikatakan, warga sangat terganggu, karena lingkungan menjadi kotor, jalan rusak dan polusi debu akibat seringnya Dump Truk lewat mondar–mandir.
Penulis : Garry oktavian