Tiga Warga Binaan Lapas Kelas IIA,Banyuwangi Tulis Al-Quran Ukuran Raksasa

BANYUWANGI, Radar BI-Tiga warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi sedang melakukan aktivitas luar biasa: menulis Al-Quran berukuran besar. Masing-masing lembar Al-Quran ini memiliki panjang 96,5 sentimeter dan lebar 70,3 sentimeter, hampir mencapai satu meter. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pelatihan kaligrafi yang dimulai sejak awal Ramadan lalu.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa pelatihan kaligrafi ini diikuti oleh dua belas warga binaan. Namun, sejauh ini, tiga di antaranya telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan kemampuan menulis Al-Quran berukuran besar.
“Proses penulisan Al-Quran ini ditargetkan selesai dalam enam bulan ke depan,” ujar Mukaffi pada Senin (17/3/25).
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan positif bagi warga binaan. Selain mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan spiritualitas mereka.
“Secara bertahap, kami akan melibatkan lebih banyak warga binaan untuk bergabung dalam pelatihan kaligrafi dan penulisan Al-Quran ini,” tambahnya.
Mukaffi juga menjelaskan bahwa pelatihan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan para perajin kaligrafi di Banyuwangi. Tiga instruktur kaligrafi berperan aktif dalam memberikan pelatihan, tidak hanya mengenai teknik menulis kaligrafi, tetapi juga tentang pemahaman makna dan keindahan seni Islami.
Diharapkan, Al-Quran berukuran besar ini tidak hanya menjadi bukti nyata dari hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi, tetapi juga dapat menginspirasi masyarakat luas.
“Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas warga binaan,” ujarnya.
Sementara itu, Mahmud, seorang perajin kaligrafi yang terlibat dalam pelatihan ini, mengatakan bahwa seni kaligrafi bukan hanya soal keindahan tulisan, tetapi juga mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.
“Semoga teman-teman warga binaan ini dapat mengambil nilai positif dari seni kaligrafi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Salah satu warga binaan mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya karena diberikan kesempatan untuk belajar dan menyalurkan kreativitasnya dalam kegiatan positif.
“Kami sangat bersyukur bisa belajar kaligrafi di sini. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kami untuk berkarya dan mendekatkan diri kepada Allah,” ungkap MC, salah satu warga binaan yang terjerat perkara penyalahgunaan narkotika.(Apong)